Cilegon,- Matamedia.co.id,- Meski saat ini jumlah hewan ternak sapi yang terjangkit Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) sudah berangsur turun, Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Cilegon terus melakukan upaya pencegahan dengan mengedukasi para peternak.
Fungsional Medik Veterenir pada DKPP Kota Cilegon Dina Safitri mengatakan, pencegahan dikukan dengan biosekuriti, yaitu membatasi orang dan barang yang masuk ke kandang ternak. Selain itu, melakukan desinfeksi kandang, peralatan, kendaraan, dan bahan-bahan lain yang bisa menularkan.
“Meningkatkan pemahaman peternak dalam meningkatkan manajemen pemeliharaan dan manajemen kesehatan ternaknya,” katanya, sebagaimana dirilis Diskominfo Kota Cilegon, Jumat 25 Agustus 2023.
Dijelaskannya, Kota Cilegon sebagai daerah perlintasan antara Pulau Jawa dan Sumatera, dimana lalu lintas hewan dan produk hewan yang cukup ramai sehingga cukup beresiko tertular penyakit zoonosis.
“Mengingat lalu lintas hewan dari antar pulau Jawa ke Sumatera itu kan melewati Cilegon jadi rawan tertular penyakit zoonis,” jelasnya.
Dina menambahkan, wabah PMK yang terjadi menyebabkan kerugian ekonomi yang sangat besar. Beberapa di antaranya produksi susu menurun yakni bisa mencapai 80 persen, kematian mendadak, keguguran, tingkat kesuburan menurun, penurunan berat badan, hambatan perdagangan, dan hambatan ekspor.
“Banyak sekali dampaknya kalau wabah PMK ini, salah satunya kematian mendadak yang terjadi pada anak, produksi susu menurun,” tambahnya.
Untuk itu, diharapkan produksi dan produktivitas budidaya ternak sapi dan kerbau di Cilegon dapat meningkat sehingga hal ini berimbas pada meningkatnya kesejahteraan para petani peternak di Kota Cilegon.
“Para peternak dapat menerapkan prinsip-prinsip pencegahan dan pengendalian penyakit mulut dan kuku serta penyakit hewan menular lainnya,” ucapnya. (*)