Pandeglang – Matamedia.co.id,- PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (Chandra Asri) bekerja sama dengan POKDARWIS (Kelompok Sadar Wisata) membangun Kawasan Edu-ekowisata Mangrove Patikang Lestari, di Kampung Patikang, Desa Citeureup, Kecamatan Panimbang, Kabupaten Pandeglang, Banten. Dengan mengolah limbah non B3 berupa palet kayu bekas menjadi trek sepanjang 29 meter pada tahun 2021 dan 150 meter pada 2022.
Tim Chandra Asri melakukan peninjauan untuk memastikan proses pembangunan berjalan sesuai dengan standar.
Hal ini dilakukan agar Kawasan Edu-ekowisata Mangrove Patikang dapat menjadi jawaban untuk mitigasi dan adaptasi perubahan iklim. Selain itu, kawasan yang mencakup area seluas 9.500 m2 ini dimaksudkan untuk memaksimalkan blue carbon sebagai bagian dari proses dekarbonisasi.
Director Of Legal External Affairs and Circular Economy CAP Edi Rivai mengatakan pembangunan Kawasan Edu-ekowisata Mangrove Patikang juga diharapkan berkontribusi pula dalam upaya pelestarian daerah pesisir sekaligus mendorong perekonomian masyarakat sekitar.
“Setelah merampungkan tahap pertama lewat perbaikan trek dan pembangunan saung edukasi Chandra Asri, Perusahaan kini meninjau proyek untuk selanjutnya melakukan studi analisa guna menentukan area khusus konservasi dan pengembangan wisata,” Kata Edi Rivai saat meninjau Kawasan Edu-Ekowisata Hutan Mangrove di Kampung Patikang, Citeureup, Panimbang, Pandeglang, Banten, Senin (20/6/2022).
Menurut Edi, program tanggung jawab perusahaan untuk sosial dan lingkungan merupakan usaha Perusahaan dalam merawat dan melestarikan bumi, sesuai dengan tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs) Ke-13 mengenai perubahan iklim.
“Chandra Asri sangat serius berkontribusi pada aspek sosial dan lingkungan salah satunya melalui upaya pembangunan Kawasan Edu-Ekowisata. Saat ini area Edu-ekowisata Mangrove Patikang sedang tahap analisa pemantauan ekosistem mangrove untuk mengetahui upaya yang dilakukan perusahaan untuk menjaga ekologinya. Jika studi sudah rampung, rencananya penanaman mangrove akan kembali dilaksanakan di 2022 ini,” ungkapnya.
Adapaun proses pembangunanya, Chandra Asri menerapkan segi dampak perekonomian, karena Kawasan mangrove yang berada di pesisir Pandeglang merupakan daerah penyangga Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Tanjung Lesung.
“Dengan terbentuknya Kawasan Edu-ekowisata Mangrove, Kampung Patikang diharapkan menjadi destinasi wisata baru yang dikelola oleh komunitas sekaligus memelihara kelestarian mangrove sebagai daya tarik utamanya serta meningkatkan perekonomian masyarakat di wilayah penyangga,”terangnya.
Lebih lanjut, Perseroan juga akan memberikan pelatihan bagi komunitas lokal tentang pengelolaan kawasan wisata, pengolahan produk mangrove serta pendampingan pemasaran dan pengembangan kawasan wisata melalui kolaborasi sinergis dan berkelanjutan dengan Dinas Pariwisata Provinsi Banten.
“Saat ini area pembangunan dalam tahap analisa untuk menentukan area khusus dan area pengembangan wisata,” tuturnya.
Sementara itu, Ketua Pokdarwis Deden Sugiana menyebut pengembangan potensi bibit mangrove terbesar berada di Kawasan Edu-ekowisata di wilayah Pandeglang.
“Alhamdulillah, tempat ini didirikan sejak tahun 2019. Sejauh ini potensi bibit yang terbesar di Pandeglang yaitu ada tujuh jenis bibit mangrove yang ada di sini,” sebutnya.
Keseluruhan lahan mangrove seluas 4 heaktare, namun yang dikelola menjadi kawasan Edu-ekowisata seluas 1 heaktare.
Lanjut Deden, disini memang lokasi untuk penanaman pohon mangrove skala kecil 100 sampai 200 pohon mangrove. Selain itu dikembangkan menjadi eduwisata.
” penyebrangan ke Pulau Liungan. Jadi wisata ini selain ke lembur mangrove, bisa juga menyebrang ke Pulau Liungan,”
Selain untuk pelestarian daerah pesisir, Edu-wisata juga mendorong perekonomian masyarakat sekitar.
“Masyarakat disini mayoritas nelayan, ketik tidak bisa melaut mereka bisa beralih fungsi dalam pembibitan, dengan mempolibekan bibit mangrove. Alhamdulillah saat ini banyak pemesanan bibit mangrove” ungkpanya.
Adapun untuk tarif, yang pengunjung lokal tidak dipungut bayaran, akan tetapi pengunjung luar Pandeglang, dikenakan bayaran sebesar Rp.5000 per orang.
( red)