Cilegon,- Matamedia.co.id,- Halte Trans Cilegon yang terletak di sepanjang Jalan Lingkar Selatan (JLS) kota Cilegon terlihat terbengkalai, ditinggalkan tanpa perawatan, dan kini berubah menjadi tempat yang tidak lazim. Di dalamnya, barang-barang rumah tangga seperti lemari pakaian dan peralatan dapur bertumpuk, diperkirakan milik pedagang yang berjualan di sekitar trotoar halte. Bahkan, beberapa halte lain juga telah diubah fungsinya menjadi tempat parkir motor bagi para pedagang.
Ketika ditanya di lokasi, salah satu pemilik warung menyatakan bahwa ia telah berkoordinasi dengan pihak pengelola paguyuban pedagang, yang dikenal sebagai ibu Dewi atau akrab disapa ibu Rere. “Saya sedang membangun warung, jadi saya sementara menyimpan barang-barang rumah tangga di dalam halte. Saya sudah memberitahu ibu Dewi,” katanya.
Meskipun rencananya, para pedagang di lokasi sekitar kilometer 1 Jalan Lingkar Selatan (JLS) direncanakan akan dipindahkan ke wilayah kilometer 4 di Kelurahan Kalitimbang, Kecamatan Cibeber. “Saya telah meminta izin kepada ibu Dewi untuk berjualan di sini, jadi saat ini saya sedang membangun warung. Barang-barang kami diletakkan di dalam halte karena kami adalah pedagang yang pindah dari alun-alun Cilegon,” tambahnya.
Namun, pihak Dinas Perhubungan Kota Cilegon dan pengelola paguyuban pedagang JLS, ibu Rere, belum memberikan keterangan terkait pedagang yang membangun di atas trotoar JLS tersebut.
Situasi ini menunjukkan perlunya perhatian terhadap pemeliharaan dan penataan kembali halte Trans Cilegon agar dapat digunakan sesuai fungsinya. Selain itu, perlu adanya koordinasi yang lebih baik antara pihak terkait, seperti pemilik warung, pengelola paguyuban pedagang, dan instansi terkait, untuk menemukan solusi yang memadai terhadap masalah ini.
Diharapkan bahwa halte Trans Cilegon dapat kembali berfungsi sebagai tempat transit yang nyaman bagi masyarakat, tanpa terganggu oleh aktivitas pedagang atau penggunaan yang tidak semestinya.