Cilegon,- Matamedia.co.id,- Ribuan jamaah menghadiri peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW yang digelar pada Minggu (28/9/2025) di Kecamatan Citangkil, Kota Cilegon. Acara ini dihadiri oleh ulama kharismatik seperti Habib Abu Bakar, Hasan Al-Atas, para kiai, aparat kelurahan lebak denok serta pengurus Majelis Ulama Indonesia (MUI) dari tingkat kecamatan hingga kota, termasuk perwakilan majelis taklim se-Cilegon.
H. Farobi Qosyid Syam’un, S.Kom selaku penyelenggara menegaskan bahwa peringatan Maulid Nabi bukan sekadar ritual, melainkan momentum penting untuk meneguhkan kembali mengingat kembali keteladanan Rasulullah SAW.
“Alhamdulillah kegiatan maulid hari ini berjalan lancar. Pada prinsipnya, ini adalah momentum mengingat kembali perjuangan Nabi Muhammad SAW yang luar biasa. Beliau telah menjadi uswah hasanah suri tauladan bagi kita semua sebagai hamba Allah,karena beliau diturunkan ke bumi membawa kebaikan , perlindungan dan kasih sayang bagi seluruh alam atau yang kita sebut bahasa Qur’an nya rahmatan lil’alamin,” ujarnya.
Farobi berharap kegiatan ini mampu menguatkan spiritualitas umat serta mendorong masyarakat Cilegon menjadi pribadi yang lebih baik.
“Semoga peringatan maulid ini tidak hanya seremonial, tetapi menjadi energi baru untuk meningkatkan keimanan, ketakwaan, serta kecintaan kepada Rasulullah,” tambahnya.
Sementara itu, Hj. Suhaemah istri dari H.Farobi biasa dipanggil bu Hj.emma, Ketua Majelis Taklim Asshobrina, menekankan bahwa kegiatan ini merupakan wujud nyata kecintaan umat kepada Nabi.
“Di majelis kami, bacaan Al-Qur’an dan maulid sudah menjadi bagian penting. Peringatan ini bukan sekadar acara besar, tapi aplikasi rasa cinta kepada Rasulullah. Harapannya, ketika kita dipanggil oleh Sang Pencipta, kita tetap berada di belakang Rasulullah dan dikenal oleh Sayyidah Fatimah Zahra serta Sayyidah Khadijah,” ungkapnya.
Acara kali ini juga berkolaborasi dengan Darul Hadi dalam rangkaian Safari Maulid, menghadirkan habaib dan ulama dari Jakarta. Menurut Hj. Suhaemah, selain mempererat tali silaturahmi, peringatan maulid juga mengajarkan umat agar lebih mencintai Rasulullah serta memahami makna sejarah perjuangan para nabi.
“Kadang orang belum memahami, maulid itu bukan hal negatif. Justru dari bacaan maulid kita bisa belajar banyak tentang kisah Rasulullah dan para nabi,” katanya.
Peringatan ini ditutup dengan doa bersama, pembacaan maulid, dan tausiyah dari para habib serta kiai, yang mengajak jamaah menjadikan ajaran Rasulullah sebagai pedoman hidup sehari-hari.