Jakarta, Matamedia.co.id,- Sabtu (2/7/22) bertempat di Kantor Dinas Kebudayaan DKI Jakarta,
Jalan Gatot Subroto Kav. 40-41 Lt. 11 dan 12 Kelurahan Kuningan Timur, Kecamatan Setiabudi, Jakarta Selatan.
Jajaran Kepengurusan Jaringan Kerja Kebudayaan Rakyat (Jaker) yang di komandoi oleh Dept. Pendidikan Dan Literasi PP Jaker Herry Tany ditemui langsung oleh Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi DKI Jakarta Iwan Hendri Wardhama beserta jajaran, Dept Pendidikan Dan Literasi PP Jaker Herry Tany, Abizard Sekertaris Jaker Jakarta Utara, Siti Megawati Ketua Jaker Jakarta Barat, Kamis (29/6/22).
Kunjungan Jaker kali ini semata-mata dalam rangka mempererat tali silaturahmi agar terciptanya Sinergitas para pekerja seni jalanan dengan Dinas Kebudayaan DKI Jakarta.
Menurut Herry Tany kedatangan kita kali ini dalam rangka agenda memenuhi undangan Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi DKI Jakarta.
Kepala Dinas DKI Jakarta Iwan Hendri Wardhana mengatakan, “Kehadiran Jaker dan jajaran kepengurusan DKI Jakarta adalah bentuk kepedulian kami terhadap para pekerja seni yang tergabung dalam komunitas bernama Jaker, serta permintaan maaf kami kepada rekan-rekan Jaker yang tidak bisa menghadiri pengukuhan jajaran kepengurusan di tingkat pusat”.
Lebih lanjut Iwan menyampaikan permintaan maaf baik secara pribadi maupun sebagai Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi DKI Jakarta yang yang dilakukan bisa menghadiri acara tersebut lantaran saya berada di Bali.
“Pada kesempatan ini kita sepakat untuk Bersinergi dengan JAKER DKI Jakarta, khususnya dibidang Seni dan Budaya,” ujar Iwan.
“Komunitas Jaker diharapkan bisa melestarikan Seni dan Budaya yang menjadi Ikon DKI Jakarta, serta menjadikan Jaker sebagai wadah berkumpulnya para seniman jalanan dan para pekerja seni, bahkan Jaker menjadi wadah pembinaan Seniman tanpa melihat siapa dan berlatar belakang apa, ” ungkap Iwan.
Pada saat yang sama Herri mengatakan, “kedepannya kami berharap agar Jaker dapat membuktikan sebagai wadah berkumpulnya para pekerja seni menjadi lebih baik, bersinergi dengan segenap element dalam rangka membangun Seni, Budaya, serta kreativitas dan dukungan dari Dinas Kebudayaan Provinsi DKI Jakarta “.
“Jaringan Kerja Kesenian Rakyat atau Jaker merupakan jaringan pekerja seni budaya yang bergerak di bidang daya cipta dan kreativitas, Konsentrasi atau peminatan yang dilakukan oleh Jaker ini berada di seputar sastra, seni, agama, filsafat dan budaya populer,” jelas Herri.
Maka dari itu Jaker membentuk jaringan kebudayaan terkecil pada sanggar seni di basis buruh dan petani di kampung-kampung.
Hal ini dilakukan karena di kampung masih banyak yang belum terjamah oleh dewan-dewan kebudayaan yang menjadi elitis di kota besar.
Ditempat terpisah, pria yang akrab di sapa Lumoen menceritakan,” Jaringan Kerja Kesenian Rakyat (Jaker) mulai terbentuk pada 1993, Tokoh-tokoh pendirinya yakni Widji Widodo ( Wiji Thukul ), Lumpen, Moelyono, Raharjo Waluyo Djati, Hilmar Farid (menjabat Dirjen di Salah satu Kementerian-red), Linda Christanty dan Semsar Siahaan”.
“Adanya Jaker ini berfungsi untuk mencukupi tuntutan dialektika sejarah untuk menangkal dari kesenian yang dikendarai oleh Neokolonialis, Jaker juga menyuarakan tuntutan kesenian yang anti Militerisme dan anti humanisme universal dengan bendera Graphic Guerilla menggunakan media poster, paper puppet, dan selebaran, ” pungkas Lumpen.
“Setiap Orang Adalah Seniman, Setiap Tempat Adalah Panggung”.pungkasnya.
(Romli)