Matamedia.co.id,- Beberapa mahasiswa warga Sulawesi yang tengah menempuh pendidikan di Universitas Al-Azhar Cairo terlibat dalam aksi kekerasan yang menimpa dua orang mahasiswa asal Banten. Seorang mahasiswa dari Banten menjadi sasaran empuk dalam serangan yang dilakukan oleh mahasiswa-mahasiswa asal Sulawesi yang berada di Al Azhar Cairo.
Seorang mahasiswa asal Banten dari Universitas Al-Azhar Cairo, yang identitasnya tidak disebutkan, mengonfirmasi bahwa tindakan kekerasan terhadap sesama mahasiswa Banten benar-benar telah terjadi. Dia mengungkapkan bahwa sejumlah besar mahasiswa asal Sulawesi diduga terlibat dalam serangan kejam tersebut.
“Dengan izin, saya ingin melaporkan kasus pengeroyokan yang melibatkan 15 orang dari daerah Sulawesi terhadap para mahasiswa asal Banten dan Jawa Tengah,” ungkapnya melalui keterangan tertulis pada Senin, 24 Juli 2023.
Dia menjelaskan bahwa kasus ini telah berlangsung selama 2 minggu dan sampai saat ini belum ada keputusan yang adil dari pihak penegak hukum yang menangani kasus ini.
“Kami telah berupaya mencari keadilan melalui KBRI Kairo dan pihak berwenang lainnya agar para pelaku bisa mendapat sanksi yang setimpal,” jelasnya.
Mahasiswa tersebut juga mengungkapkan bahwa beberapa media telah meliput kasus ini, tetapi para pelaku dari Sulawesi mendapatkan liputan yang minim. Bahkan, beberapa ulama telah mengancam akan melakukan protes kepada Dubes untuk menuntut keputusan yang adil sesuai dengan nurani para korban.
“Kasus seperti ini sebenarnya sudah sering terjadi setiap tahunnya,” tambahnya.
Selain itu, dia juga menegaskan bahwa ada ribuan mahasiswa asal Banten yang melanjutkan pendidikannya di Al Azhar Cairo. Dari ribuan mahasiswa tersebut, beberapa di antaranya telah menjadi korban kekerasan. Oleh karena itu, dia mendesak pihak berwenang untuk bertindak tegas terhadap para pelaku, karena tindakan kekerasan yang mereka lakukan dianggap tidak manusiawi.
“Oleh karena itu, kami meminta agar pengadilan menindaklanjuti kasus ini dengan tegas. Ini bukan hanya persoalan manusiawi, tetapi juga tentang Hak Asasi Manusia (HAM). Mahasiswa asal Banten dan kami tidak diperlakukan manusiawi karena ada tindakan kekerasan yang menghancurkan martabat kemanusiaan,” tegasnya.
Kekerasan di lingkungan akademik adalah hal yang sangat tidak dapat diterima. Selain menciderai nilai-nilai kemanusiaan, hal itu juga mengganggu proses belajar mengajar yang seharusnya merupakan lingkungan yang aman dan mendukung. Pihak berwenang, baik di Indonesia maupun di Kairo, harus segera mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk menyelidiki dan menghentikan tindakan kekerasan semacam ini.
Seluruh mahasiswa berhak mendapatkan perlindungan dan keamanan dalam mengejar pendidikan mereka di luar negeri. Negara harus memastikan bahwa lembaga-lembaga pendidikan di luar negeri juga memberikan jaminan keselamatan bagi mahasiswa-mahasiswa asing yang belajar di sana. Semoga kasus ini menjadi titik tolak untuk memperkuat perlindungan hak asasi manusia dalam konteks pendidikan dan menghindari insiden serupa di masa depan.