Kontroversi Pembangunan Ruang Terbuka Publik di Ketileng: Perseteruan Warga dan Kelurahan

  • Whatsapp

Cilegon,- Matamedia.co.id,- 30 Oktober 2023 – Konflik yang terus berlanjut di Kelurahan Ketileng, Cilegon, mengenai pembangunan Ruang Terbuka Publik (RTP) telah menimbulkan ketegangan di antara warga dan pihak kelurahan. Ketidaksepakatan ini berawal dari warga yang menolak pembangunan RTP dan merasa bahwa pihak kelurahan telah mengabaikan kepentingan mereka.

Beberapa perwakilan masyarakat telah berusaha untuk menemui Lurah Kelurahan Ketileng, namun sayangnya upaya mereka diabaikan. Rahmatullah, ketua LSM Gempita Cilegon, mengungkapkan ketidakpuasan warga: “Kami hanya ingin menanyakan lahan masyarakat yang akan digunakan untuk RTP, tapi lurah tidak mau menemui kami.” Menurutnya, tidak ada informasi yang memadai atau sosialisasi kepada masyarakat terkait rencana pembebasan lahan.

Read More

Yasir Arafat, seorang perwakilan dari Ormas LPP Yasir Arafat, juga menyuarakan kekecewaannya terhadap sikap kepala kelurahan Ketileng yang enggan berkomunikasi dengan elemen masyarakat: “Seharusnya lurah itu harus menemui kami. Lurah adalah pelayan masyarakat, dan jika ada warga yang ingin berbicara, seharusnya tidak dihindari.” Yasir juga mendesak Walikota Cilegon untuk mengganti kepala kelurahan yang dianggap tidak melayani masyarakat dengan baik: “Kami mendesak Walikota untuk segera mengganti lurah Ketileng yang tidak berpihak kepada kepentingan masyarakat.” Tegasnya.

Namun, Lurah Kelurahan Ketileng, Hilman Setiaji, membantah tuduhan tersebut. Menurutnya, alasan dia tidak dapat menemui beberapa warga dan elemen masyarakat adalah karena ada rapat yang berlangsung. Hilman menjelaskan, “Ketika itu, saya sedang rapat bersama universitas Unsera terkait peluncuran Kampung KB. Kami juga seharusnya memiliki pertemuan dengan pihak pengusaha, RT, RW, dan warga pada jam 2, tetapi pihak pengusaha tidak hadir. Jadi, bukan karena saya enggan untuk bertemu.” Jelasnya.

Kisruh di Kelurahan Ketileng ini masih menjadi sorotan utama, dengan warga yang merasa kurangnya komunikasi dan transparansi dari pihak berwenang, sementara pihak kelurahan bersikeras bahwa mereka telah berusaha menjelaskan situasi kepada warga. Perjuangan masyarakat untuk mendapatkan informasi yang lebih baik dan transparansi terus berlanjut, sementara harapan untuk penyelesaian damai dalam pembangunan RTP di Kelurahan Ketileng masih menjadi tanda tanya.

Related posts

Leave a Reply