Cilegon,- Matamedia.co.id,- Pembongkaran kios pedagang kaki lima (PKL) oleh Satpol PP Cilegon di atas trotoar Jalan Lingkar Selatan (JLS) Kota Cilegon masih menuai protes dari pedagang yang warungnya telah dibongkar. Banyak bangunan warung milik pedagang yang belum dibongkar oleh Satpol PP Cilegon, meskipun tergabung dalam paguyuban.
Di lapangan, terdapat sekitar 21 bangunan warung yang belum dibongkar oleh penegak peraturan daerah (Perda) Kota Cilegon, yang dikelola oleh tiga paguyuban pedagang di jalur trotoar JLS Cilegon seperti Perpekoci, Forum UMKM, dan Bela Negara.
Ketika dihubungi, salah satu ketua paguyuban Perpekoci, Feriyana, menyatakan bahwa paguyuban yang ia pimpin telah mematuhi aturan yang ditetapkan oleh Pemerintah Kota Cilegon melalui Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disperindag) kota Cilegon.
“Anggota Perpekoci atau bangunan warung di bawah naungan kami sudah pasti tidak ada, yang masih berdiri itu bukanlah binaan kami,” ungkapnya.
Feriyana menyatakan bahwa Perpekoci mendukung penuh langkah pemerintah dalam menertibkan bangunan di jalur yang telah ditentukan.
“Anggota kami sudah dialokasikan ke wilayah lain sesuai kesepakatan dengan pihak terkait, seperti di Cibeber di kilometer 4. Jika ada bangunan yang masih berdiri, itu bukan binaan kami,” tegasnya.
Dia juga meminta kepada pihak terkait, seperti Satpol PP Kota Cilegon, untuk tidak berpihak dan menghindari terjadinya kecemburuan sosial di antara pedagang yang sudah dibongkar atau direlokasi.
“Kami meminta Satpol PP untuk bertindak adil. Jika masih ada bangunan yang membandel, biarkanlah mereka dibongkar. Kami tetap mendukung langkah-langkah Pemerintah Kota Cilegon,” tambahnya.
Protes dan kekhawatiran dari pedagang PKL yang terkena dampak pembongkaran ini mencerminkan ketidakpastian dan ketegangan yang terjadi di antara komunitas pedagang. Meskipun langkah-langkah pembongkaran tersebut diambil untuk menegakkan aturan dan keteraturan di kota, dampaknya secara langsung dirasakan oleh pedagang yang telah menjadikan warung mereka sebagai sumber penghidupan.