Cilegon,- Matamedia.co.id,- Koalisi Banten Bersatu (KBB) di Kota Cilegon, Provinsi Banten, merupakan suatu wadah kolaborasi antara sejumlah Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) dan Organisasi Masyarakat (Ormas) yang bertujuan untuk meningkatkan sosial kontrol terhadap pemerintah dan dunia industri. Meski beberapa anggota merasa dikecewakan karena tidak diundang rapat oleh Ketua Presidium KBB, Sekretaris DPW LSM Inakor Provinsi Banten, Nasrullah, menyatakan bahwa mereka masih berbesar hati menerima dan merasa memiliki koalisi tersebut.
“Terlepas apapun alasannya, kita dari LSM Inakor masih bisa menerima itu. Tapi adapun soal anggota lain yang merasa tidak sejalan, kita masih bagian dari KBB. Maka untuk itu, kita minta kepada Ketua Presidium KBB untuk kembali mengadakan rapat ulang,” tegasnya.
Nasrullah juga mengatakan bahwa LSM Inakor masih bisa eksis dalam menjalankan sosial control sebagai masyarakat bersama KBB. Dan diperlukan suatu inovasi dalam pergerakan dalam perjuangan bukan tendensi dari sentimen dan kepentingan politik
“Dan Ormas Laskar Peci Putih juga sudah menyatakan siap untuk bergabung dengan KBB yang terbuka untuk lembaga dan masyarakat. Ke depan kita ingin selain mengontrol kebijakan pemerintah, fokus juga mengkritisi dunia industri dengan konsep yang lebih objektif dan karena ditenggarai sejumlah beberapa anggota KBB diantaranya mempunyai aviliasi politik tertentu,” tegasnya.
KBB juga mendapat dukungan dari Komandan Ormas Laskar Peci Putih (LPP) Kota Cilegon, Yaser Arafat, yang berharap koalisi ini juga bisa bersinergi dengan pemerintah dalam menjalankan pembangunan dan lebih maksimal melakukan sosial kontrol terhadap dunia industri.
“Selain APBD dan kebijakan pemerintah yang kita kontrol, ada hal besar juga yang patut untuk kita sebagai masyarakat menyorotinya, yakni dunia industri. Bagaimana pengelolaan limbahnya, memenuhi kewajiban CSR tidak sebagai perusahaan, sejauh mana penyerapan tenaga kerja lokal dan sebagainya,” ungkapnya.
Menurut Yaser, para pelaku dan pegiat sosial control terhadap Pemerintah Kota Cilegon, saat ini sudah banyak. Dan entah karena apa terkesan menyepelekan capaian prestasi yang diraih.
“Sudah berapa kabupaten/kota yang datang study banding ke Cilegon untuk belajar mengelola sampah, bahkan honor Pengurus RT/RW Rp 1 juta perbulan diatas rata-rata daerah lain, ada beasiswa full sarjana, gratis buku LKS untuk pelajar SD dan SMP, serta banyak prestasi dan penghargaan lainnya. Kalau kita emang objektif, ini seharusnya diapresiasi dong, jangan bisanya mengkritik,” ucapnya.