Cilegon,- matamedia.co.id – Proyek pembangunan Pelabuhan Warnasari di Kota Cilegon kembali menjadi sorotan tajam. Bertahun-tahun digembar-gemborkan sebagai proyek strategis daerah, hingga kini tak lebih dari sekadar janji kosong yang terus diulang tanpa realisasi. Masyarakat Cilegon mulai mempertanyakan keseriusan pemerintah kota dan PT Pelabuhan Cilegon Mandiri sebagai Badan Usaha Milik Daerah dalam mengelola potensi besar yang selama ini terbengkalai.
Yadi, seorang aktivis yang vokal terhadap isu pembangunan daerah, menyebut proyek pelabuhan ini sudah seperti “jualan politik” yang terus dimanfaatkan setiap kali momentum politik tiba. “Pembangunan pelabuhan ini hanya jadi komoditas kampanye. Nyatanya, sampai hari ini tidak ada kemajuan berarti. Janji terus, bukti nol,” tegasnya.
Ia menilai mandeknya proyek ini menunjukkan lemahnya komitmen dan kepemimpinan Pemerintah Kota Cilegon dalam mengelola aset strategis daerah. “Ini bukan sekadar soal infrastruktur, tapi soal keberpihakan terhadap kesejahteraan rakyat. Kalau pemkot serius, seharusnya sejak lama sudah ada progres nyata,” ujarnya.
Yadi juga menyoroti lemahnya transparansi dan akuntabilitas dalam proyek ini. Menurutnya, masyarakat seperti dibiarkan bertanya-tanya tanpa kejelasan. “Kami tidak butuh janji manis lagi. Kami butuh tindakan konkret. Sudah terlalu lama potensi kelautan ini disia-siakan,” katanya.
Ia mendesak Walikota dan Wakil Walikota Cilegon yang baru, Robinsar–Fajar, untuk membuktikan komitmen mereka dalam 100 hari kerja pertama. “Kalau dalam 100 hari saja tidak ada tanda-tanda kemajuan, berarti kita sedang menghadapi kepemimpinan yang tak beda dengan sebelumnya—gemar berwacana, tapi minim kerja nyata,” kritiknya.
Menurut Yadi, pelabuhan Warnasari bisa menjadi katalis ekonomi baru di Cilegon, terutama untuk sektor perikanan, logistik, dan industri maritim. Namun tanpa kepemimpinan yang kuat dan keberanian untuk ambil keputusan, proyek ini akan terus terjebak dalam pusaran birokrasi dan kepentingan politik.
“Masyarakat Cilegon sudah muak dengan janji. Pelabuhan Warnasari harus segera dibangun, atau pemerintah harus siap dikritik sebagai gagal mengelola potensi emas yang ada di depan mata,” pungkasnya.