31 agustus 2023- (Matamedia.co.id) – Kota Bandung Indonesia, dengan sejarah panjang dalam dunia perfilman, kini tengah merancang sebuah proyek ambisius yang bertujuan untuk melestarikan warisan sinema Indonesia sekaligus memberi ruang bagi generasi mendatang untuk mengapresiasi dan belajar lebih dalam tentang perkembangan film tanah air.
Museum Film Indonesia, dengan tema arsitektur tematik, akan menjadi landmark budaya baru yang tidak hanya mengedepankan unsur edukasi, tetapi juga memberikan pengalaman visual dan emosional yang mendalam bagi pengunjung.
Perancangan Museum Film Indonesia ini dilakukan oleh Mahasiswa dari Program Studi Arsitektur Universitas Faletehan Serang yang bertujuan untuk merancang bangunan public edukatif, informatif dan atraktif yang berfungsi sebagai pameran Sejarah dan perkembangan teknologi film Indonesia dengan tema arsitektur tematik.
Arsitektur tematik adalah gaya
arsitektur yang berfokus pada penggunaan elemen-elemen arsitektur yang terkait dengan tema atau konsep tertentu.
Dalam perancangan Museum Film Indonesia, tim arsitek menggunakan elemen-elemen seperti bentuk-bentuk tradisional Indonesia, seperti atau joglo dan dinding batu, untuk menciptakan bangunan yang memiliki identitas budaya yang kuat.
Bandung sebagai kota kreatif dengan penawaran tempat wisata edukasi yang beragam, serta sebagai lokasi dimana film pertama di Indonesia dirilis menjadikan kota bandung sebagai solusi yang tepat untuk lokasi penempatan Museum Film Indonesia.
Perancangan ini berlokasi
di Jl. Banten, Kebonwaru, Kec. Batununggal, Kota Bandung. Tepatnya di Kiara Artha Park yang merupakan sebuah Kawasan terpadu ikonik di Kota Bandung dengan luas + 2.9 hektar.
Kiara Artha Park sendiri merupakan salah satu dari sekian banyak ruang publik bertemakan Taman Kota yang ada di Bandung yang terletak di tengah Kota Bandung. Pengembangan lahan menggunakan konsep penataan ruang yang memaksimalkan fungsi lahan pada lahan terbatas.
Konsep ini juga memenuhi faktor kebutuhan manusia yang disediakan dalam satu kawasan kecil, di mana terdapat fungsi pemukiman, perdagangan, pendidikan, jasa, rekreasi dan fungsi lainnya dalam lahan yang terbatas.
Perencanaan ini bertujuan untuk merancang museum film yang edukatif, informatif dan antraktif dengan tema arsitektur tematik sebagai Sejarah, perkembangan teknologi perfilman perfilman Indonesia dengan fasilitas seperti ruang pamer teknologi perfilman dari masa ke masa, sinema, ruang konferensi pers, ruang workshop, perpustakaan, kafe dan Souvenir shop dengan penerapan tema tematik.
Konsep arsitektur tematik dalam perancangan Museum Film Indonesia berfokus pada penciptaan pengalaman yang membawa pengunjung melalui perjalanan visual dan emosional.
Setiap elemen bangunan akan mengandung cerita, tidak hanya berfungsi sebagai tempat untuk
memamerkan koleksi, tetapi juga menjadi medium untuk menceritakan sejarah dan perkembangan film Indonesia. Desain museum ini akan menggabungkan bentuk, struktur, dan material bangunan yang mengingatkan kita pada elemen-elemen penting dalam dunia perfilman, seperti lensa kamera, pita film, dan frame film.
Bangunan ini akan dirancang dengan gaya yang dapat menggugah imajinasi pengunjung, dengan memanfaatkan elemen desain yang dinamis, menarik, dan penuh simbolisme.
Setiap sudut dan ruang dalam museum akan memiliki hubungan langsung dengan dunia film, menciptakan pengalaman yang mendalam Arsitektur tematik dalam museum ini akan mengusung elemen-elemen desain yang langsung terinspirasi dari dunia film.
Bentuk bangunan yang ikonik akan mengambil inspirasi dari lensa kamera, film reel, atau tampilan frame film, menciptakan karakter yang khas dan mudah dikenali. Misalnya, bagian luar bangunan bisa dirancang dengan elemen berbentuk bulat atau melengkung, menyerupai bentuk lensa atau gulungan film.
Penggunaan kaca sebagai bahan utama juga akan menciptakan kesan transparansi, menggambarkan sifat dunia film yang terbuka untuk dilihat oleh semua orang.
Pencahayaan yang dramatis, dengan penggunaan lampu sorot yang menonjolkan karya seni dan artefak, akan menambah atmosfer sinematik yang khas di setiap ruangan.
Desain interior museum juga akan memperhatikan alur sirkulasi yang mulus, memungkinkan pengunjung untuk berkeliling dan menikmati setiap sudut tanpa terhambat.
Dinding-dinding yang dapat diputar atau bergerak, serta ruang-ruang dengan pencahayaan dinamis, akan memberikan pengalaman yang tidak hanya bersifat statis, tetapi juga interaktif dan evolusioner, mengingat bahwa film itu sendiri adalah bentuk seni yang selalu bergerak dan berkembang. Seperti banyak proyek arsitektur modern lainnya, keberlanjutan menjadi fokus penting dalam perancangan Museum Film Indonesia.
Penerapan teknologi ramah lingkungan, seperti sistem pengelolaan air hujan, panel surya, dan material bangunan yang dapat didaur ulang, akan memastikan bahwa museum ini tidak hanya berfungsi sebagai pusat budaya, tetapi juga sebagai contoh dari komitmen terhadap pelestarian lingkungan.
Penggunaan teknologi canggih, seperti sistem pencahayaan otomatis dan pengaturan suhu berbasis sensor, akan meningkatkan efisiensi energi dan kenyamanan pengunjung. Dengan demikian, museum ini akan menggabungkan keindahan desain arsitektur tematik dengan prinsip keberlanjutan yang sesuai dengan tantangan masa depan.
Afifah Anzila seorang Mahasiswa Universitas Faletehan Program Studi Arsitektur yang membuat Perancangan Museum Film Indonesia dengan Tema Arsitektur Tematik mengatakan bahwa perencanaan ini sangat bagus dan menarik, dia berharap.
“Dengan dibangunnya Museum Film Indonesia, diharapkan dapat memberikan dampak budaya yang positif bagi Masyarakat Indonesia. Museum ini dapat menjadi tempat belajar dan mengenal Sejarah film Indonesia, serta menjadi tempat untuk mempromosikan perfilman Indonesia ke dunia Internasional” ujarnya.
Museum Film Indonesia ini akan memiliki beberapa fasilitas dan fitur yang menarik, seperti ruang pameran yang luas dan fleksibel untuk menampilkan koleksi film Indonesia, dan bangunan ini juga menyediakan fasilitas umum seperti toilet dan tempat ibadah seperti Mushola dan penunjang lainnya.
Bangunan ini juga memfasilitasi sebagai tempat penelitian dan Sejarah, menyediakan fasilitas untuk komunitas pencinta films dan workshop. Perancangan Museum Film Indonesia dengan tema arsitektur tematik ini adalah contoh nyata dari Upaya untu membangun Sejarah dan budaya film Indonesia.
Dengan fasilitas dan fitur yang menarik, Museum Film Indonesia ini dapat menjadi salah satu destinasi wisata budaya yang paling popular di Indonesia, dan menjadi tempat untuk mempromosikan perfilman Indonesia ke dunia internasional.