Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Pratikno memberikan tanggapan terkait Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) bidang anggaran Fadel Muhammad yang mengusulkan Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati dicopot.
Menurut Pratikno, pemberhentian menteri sepenuhnya menjadi urusan presiden. “Kalau itu kan urusannya presiden. Mengenai pengangkatan dan seterusnya, pergantian menteri,” ujarnya di kompleks istana kepresidenan, Rabu (1/12/2021).
Dalam kesempatan yang sama, Pratikno menegaskan saat ini belum ada rencana untuk melakukan perombakan atau reshuffle kabinet Indonesia Maju. Hal itu sekaligus menjawab isu yang berkembang bahwa reshuffle akan digelar pada 8 Desember.
“Setahu saya tidak ada rencana tersebut. Jadi, pokoknya semua menteri tetap bekerja seperti biasa, semua wakil menteri tetap kerja seperti biasanya,” kata Pratikno.
“Jadi kita juga terus waspada, apalagi ini kan Covid-19 ada varian baru Omicron. Kita harus waspada apalagi kemudian ada libur Natal dan tahun baru. Jadi kita antisipasi bagaimana perekonomian tetap bergerak, tetapi Covid-19 tetap terkendali. Semua fokus bekerja,” tegasnya.
Saat disinggung apakah artinya hingga akhir 2021 tidak akan ada lagi perombakan kabinet, dia tetap menegaskan hingga saat ini tidak ada rencana itu. Sehingga, kata Pratikno, semua pihak akan tetap fokus bekerja.
Diberitakan sebelumnya, Fadel Muhammad menyebut Menkeu Sri Mulyani tidak menepati janji terkait anggaran untuk memasifkan Sosialisasi Empat Pilar MPR RI. Oleh sebab itu, Fadel mengatakan, pimpinan MPR mengusulkan ke Presiden Joko Widodo agar mencopot Sri Mulyani dari jabatannya.
“Kami di MPR ini kan Pimpinannya 10 orang, dulu cuma 4 orang kemudian 10 orang. Namun anggaran di MPR malah turun, turun terus,” kata Fadel di Gedung Nusantara III, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, dikutip dari siaran pers Selasa, (30/11/2021).
Fadel menegaskan, usulan itu diajukan atas nama seluruh pimpinan MPR. Menurut politisi Partai Golkar itu, pimpinan MPR menganggap Menkeu telah berlaku tidak etis dan tidak cakap dalam mengatur kebijakan pemerintahan.
Kemudian, Fadel menyebut sikap Sri Mulyani kurang menghargai MPR. Bahkan, Fadel menilai kinerja Sri Mulyani selama ini kurang bagus. “Ini terbukti dengan pengelolaan keuangan negara yang amburadul, pendapatan negara semakin menurun, dan utang negara semakin membengkak,” kata Fadel. “Copot Sri Mulyani Indrawati, dalam tempo yang sesingkat-singkatnya,” tutur dia.