Cilegon,- Matamedia.co.id,- Hari ketiga operasi pembongkaran warung Pedagang Kaki Lima (PKL) di Jalan Lingkar Selatan (JLS) kota Cilegon berlangsung dengan lancar meskipun beberapa pedagang masih menunjukkan ketidakpuasan terhadap tindakan yang dilakukan oleh petugas Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) kota Cilegon. Rabu, 24/4/2024.
Seorang pedagang yang tidak ingin disebutkan namanya mengungkapkan bahwa masih ada beberapa warung yang belum dibongkar oleh petugas Satpol PP kota Cilegon yang merupakan dari paguyuban porkopoci, dan forum UMKM yang berada tepat sebelum lampu merah PCI.
“Itu satpol PP jangan tebang pilih lah yang didepan itu, apa mentang mentang itu punya paguyuban porkopoci, dan ibu dewi itu warungnya, ga berani bongkar itu kenapa,”ungkapnya.
Dia juga menjelaskan bahwa selama menjadi anggota paguyuban, dia selalu membayar sewa kepada pengurus paguyuban PKL JLS tersebut.
“Kalau saya mah warung nya bikin sendiri cuma bayar sewa 250 ribu, tapi kalau yang di buatkan oleh paguyuban mah sampai 500 ribuan bayar sewanya,” tambahnya
Sementara itu, Kepala Bidang Penegakan Undang-undang Satpol PP Kota Cilegon, Mamat Rahmat, mengakui adanya beberapa pedagang yang masih protes terkait perasaan cemburu terhadap warung yang belum dibongkar.
“Tetapi, mereka (pedagang-red) telah mencapai kesepakatan dalam rapat sebelumnya untuk membongkar sendiri hari ini, karena hanya ada satu mobil untuk pengangkutan, jadi harus bergantian,” jelasnya.
Menurut Mamat Rahmat, dalam proses pembongkaran yang dilakukan oleh Dinas Satpol PP Cilegon, tidak akan ada diskriminasi, namun tetap dilakukan dengan cara yang manusiawi.
“Hari ini kita harus membersihkan bangunan-bangunan ini. Jika masih ada yang tersisa dalam satu atau dua hari ke depan, kita akan turun lagi. Yang penting, area ini harus bersih. Namun, kita juga melakukan semua ini dengan cara yang manusiawi, membantu dalam proses pembongkaran bangunan,” ungkapnya.
